BISNIS.COM, JAKARTA - Pasar properti untuk perkantoran di Indonesia menggeliat sejak awal 2013 setelah pasokan ruangnya sempat melambat akibat gejolak pasar internasional.
Ketua Komite Tetap Kebijakan Bidang Properti dan Kawasan Industri Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) F. Teguh Satria mengatakan sektor perkantoran memiliki faktor pengaruh pertumbuhan yang berbeda dari sektor perumahan maupun ritel.
"Perkantoran ini agak lain karena dipengaruhi oleh pertumbuhan Foreign Direct Invesment (FDI). Jika FDI naik, kebutuhan kantor juga naik," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2013).
Jakarta sebagai barometer sektor perkantoran, menurut Teguh, kebanyakan dibutuhkan perusahaan asing yang memiliki bisnis di Indonesia.
Teguh mengungkapkan, pasar properti di sektor perkantoran pernah mengalami kelesuan pada 2007 - 2008 akibat dari gejolak Internasional 'subprime mortgage default' (kegagalan pembayaran kredit perumahan) di Amerika Serikat.
"Dan itu berpengaruh terhadap pasar domestik meskipun tidak terlalu besar karena kita tidak mengambil pasar internasional, tetapi pasar perkantoran jelas terpengaruh. Akibatnya waktu itu para developer menunda untuk membangun perkantoran sehingga suplai pada 2011 -2012 terlambat," tuturnya.
Teguh menjelaskan, sektor perkantoran pun akhirnya mulai masuk pasar pada 2013 sehingga harga perkantoran menjadi naik, seperti di kawasan CBD (Central Business District) yang masih menjadi lokasi favorit.
Teguh menambahkan, bisnis properti di sektor perkantoran pada 2014 ke depan pun akan bagus jika tidak ada gejolak luar biasa di Internasional.
Pertumbuhan pesat sektor perkantoran tersebut dapat dilihat dari semakin naiknya harga ruang kantor CBD yang diperkirakan naik hingga 20% sampai akhir tahun ini. (C51)
Perkantoran Tumbuh Pesat
BISNIS.COM, JAKARTA - Pasar properti untuk perkantoran di Indonesia menggeliat sejak awal 2013 setelah pasokan ruangnya sempat melambat akibat gejolak pasar internasional.Ketua Komite Tetap Kebijakan Bidang Properti dan Kawasan Industri Kamar Dagang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
50 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 menit yang lalu
Hampir 100 Ribu Orang Teken Petisi Desak Prabowo Batalkan PPN 12%
37 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
1 jam yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
1 jam yang lalu